Laut Bali, PW: Radar udara KRI R.E. Martadinata (KRI REM-331) yang sedang melaksanakan jaga radar tiba-tiba mendeteksi dua kontak udara yang bergerak dengan kecepatan tinggi ke arah konvoi. KRI REM pun segera melaksanakan interogasi menggunakan IFF akan tetapi tidak direspon. Situasi ini segera dilaporkan oleh Komandan KRI REM-331 Kolonel Laut (P) Lukman Kharis selaku _Anti Air Warfare Commander_ (AAWC) kepada Pangkogaslagab Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo.
Pangkogaslagab selanjutnya memerintahkan semua unsur Kogaslagab yaitu KRI R.E. Martadinata, KRI Diponegoro, KRI Yos Sudarso, KRI Ahmad Yani, KRI Kakap, KRI Karang Pilang, KRI Sungai Gerong, KRI Makassar dan KRI Nagapasa untuk meningkatkan derajat ancaman bahaya udara dan melaksanakan _Anti Ship Missile Defense_.
Kedua pesawat tempur musuh bergerak semakin mendekat dan memasuki coverage Surface to Air Missile (SAM) VL-MICA milik KRI REM-331, maka dilaksanakan penembakkan 2 missile ke sasaran. Satu Jet Fighter musuh terlihat meledak di udara, namun 1 Jet lainnya berhasil menghindar dan bergerak menyerang KRI REM-331 dengan menembakkan satu buah rudal yang dapat dihancurkan oleh CIWS Millenium Gun 35 mm. Selanjutnya 2 SAM VL MICA ditembakkan kembali oleh KRI REM dan berhasil mengenai sasaran jet tempur musuh yang hancur.
“Kejadian tersebut merupakan salah satu bagian dari skenario latihan Kogaslagab TA. 2020, yang bertujuan untuk melatih kerja sama taktis antar kapal permukaan, serta kerja sama antara kapal permukaan dan Pesud TNI AU sesuai perintah Pangkoarmada II, Laksamana Muda TNI Heru Kusmanto selaku Dirlat Latopslagab 2020 ,” terang Pangkogaslagab, Laksma Rahmat Eko.
Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, sebagai salah satu upaya dalam menjamin terjaganya kedaulatan NKRI di perairan yurisdiksi nasional, Koarmada II menggelar manuver lapangan Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab TA 2020) di perairan Laut Jawa dan Laut Bali yang melibatkan 1.137 personel gabungan.